Content

Sunday, December 27, 2009

Dimas Ario's Favourite Albums of 2009


Seperti tahun 2007 dan 2006 (minus tahun lalu karena tidak sempat), saya membuat list dari album-album favorit sepanjang tahun.

Tahun 2009 ini, saya mencoba menyusun list dari album-album rilisan tahun 2009 yang menjadi favorit dengan pembagian kategori-kategori yang saya buat sendiri. Kategori ‘asal-asalan’ ini secara tidak langsung juga menjadi alasan mengapa album-album ini adalah favorit saya.

Dalam list ini, saya juga menyertakan satu lagu dari masing-masing album sebagai preview yang mudah-mudahan sedikit banyak bisa menjadi penggambaran musikal (bagi yang belum mendengar) dari album-album yang saya sebutkan.

Lagu-lagu preview tersebut dapat diunduh dengan mengklik judul lagu yang ada di bawah dari setiap gambar sampul album.

Jika ingin mengunduh mix dari keseluruhan lagu yang ada, silahkan klik pada gambar di bawah ini.



Jadi inilah album-album favorit yang dirilis sepanjang tahun 2009 ini. (tidak berdasarkan urutan)

Album tersukses dalam meneruskan demam Afro Pop sekaligus menjadi pengisi kekosongan paling baik sebelum album baru Vampire Weekend dirilis di tahun depan:

The Very Best – Warm Heart of Africa



Album rilisan tahun ini yang memiliki kemungkinan terbesar akan masuk dalam soundtrack film Sofia Coppola selanjutnya:

Phoenix - Wolfgang Amadeus Phoenix



Album alter ego terbaik dan paling ambisius di tahun ini:

Atlas Sound – Logos



Album 2009 yang paling mencerminkan semangat female singer songwriter 70an yang dulu pernah dikibarkan oleh Carole King dan teman-teman seangkatannya:

Diane Birch – Bible Belt


Feel good album yang dihasilkan oleh seseorang yang merasa kehidupannya lebih baik setelah mengakhiri hubungan percintaannya dengan salah satu wanita tercantik di dunia:

Devendra Banhart – What We Will Be


Album terbaik yang dihasilkan dari dataran Skandinavia di tahun 2009:

Loney Dear – Dear John



Album yang paling mengharu biru di tahun ini melalui kesedihan yang diagungkan dengan indah dan bersahaja:

The Leisure Society - The Sleeper



Album tersukses yang dihasilkan oleh pengikut jejak Arcade Fire yang bisa menjadi contoh baik dalam membedakan kata terinspirasi dan menyadur:

Fanfarlo – Reservoir



Album kolaborasi tersantun sekaligus paling menyenangkan di tahun 2009 ini:

The Pastel and Tenniscoats – Two Sunset



Album folk terkontemporer di tahun 2009 yang mungkin saja bisa menjadi referensi penting bagi musisi folk di tahun 2050:

Bibio - Ambivalence Avenue


Album terbaik yang dihasilkan oleh segerembolan pecinta Sarah Records yang bersekolah di Institut Redefinisi Suara Dalam Ranah Musik Pop (IRSDRMP) yang didirikan oleh My Bloody Valentine:

The Pain of Being Pure at Heart - The Pain of Being Pure at Heart



Abum instrumental yang bisa dinikmati semua orang dan patut mendapat perhatian lebih, namun sayangnya album ini berada di luar radar banyak orang:

Perhapsy – Perhapsy



Album dengan atmosfir terkosong di tahun 2009 sekaligus menjadi album tengah malam terbaik:

The XX – XX



Album yang sebisa mungkin saya hindari untuk masuk ke dalam list ini karena sudah banyak masuk di dalam list album terbaik 2009 di berbagai media, namun apa daya saya cantumkan juga karena musiknya yang memang di atas rata-rata:

Animal Collective - Merriweather Post Pavillion



Album dengan muatan gravitasi terendah di tahun ini sehingga bisa menjadi pengiring sempurna ketika sedang berada di luar angkasa:

Lunar Testing Lab - Seashore Blvd



Album barat paling ketimuran di tahun 2009:

Taken by Trees – East of Eden



Album indiepop terfavorit tahun ini yang kembali mempertemukan aura Burt Bacharach dengan nafas Antonio Carlos Jobim:

Giorgio Tuma – My Vocalese Fun Fair


Album paling ‘Queen’ sepanjang 2009 namun minus nuasa flamboyan ala Freddy Mercury:

Fun – Aim and Ignite



Album folk dari female singer songwriter berbakat dan paling rendah hati di tahun ini yang terlupakan untuk masuk ke dalam banyak list album terbaik 2009:

Sharon Van Etten - Because I Was in Love


Album dengan nuasa tercerah di tahun ini sekaligus menjadi album yang seharusnya bisa dirilis oleh almarhum Mang Udel dari Losmen:

Dent May - The Good Feeling Music of Dent May & His Magnificent Ukulele


0 comments:

Post a Comment

Dimas Ario is a music curator for music streaming platfrom, brands and commercial public places. He also the band manager of Efek Rumah Kaca